FALAKATA – Setiap umat muslim yang sudah akil baligh diwajibkan untuk menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Nah, Anda wajib tahu sunah dan makruh dalam puasa.
Dalam buku “Fikih Kesehatan Kontemporer Terkait Puasa dan Ramadhan” karya Dr. Raehanul Bahraen menyebutkan, banyak ulama mendefinisikan puasa yaitu menahan diri dari pembatal puasa yakni makan, minum dan jima’ (berhubungan intim), dimulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari.
Ketiga hal tersebut ditegaskan dalam QS Al-Baqarah ayat 187 Allah SWT berfirman:
اُحِلَّ لَـکُمۡ لَيۡلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَآٮِٕكُمۡؕ هُنَّ لِبَاسٌ لَّـكُمۡ وَاَنۡـتُمۡ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ؕ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّکُمۡ كُنۡتُمۡ تَخۡتَانُوۡنَ اَنۡفُسَکُمۡ فَتَابَ عَلَيۡكُمۡ وَعَفَا عَنۡكُمۡۚ فَالۡـــٰٔنَ بَاشِرُوۡهُنَّ وَابۡتَغُوۡا مَا کَتَبَ اللّٰهُ لَـكُمۡ وَكُلُوۡا وَاشۡرَبُوۡا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَـكُمُ الۡخَـيۡطُ الۡاَبۡيَضُ مِنَ الۡخَـيۡطِ الۡاَسۡوَدِ مِنَ الۡفَجۡرِؕ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيۡلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوۡهُنَّ وَاَنۡـتُمۡ عٰكِفُوۡنَ فِى الۡمَسٰجِدِؕ تِلۡكَ حُدُوۡدُ اللّٰهِ فَلَا تَقۡرَبُوۡهَا ؕ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَتَّقُوۡنَ
Artinya: Dihalalkan bagimu pada malam hari puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkan mu. Maka sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Tetapi jangan kamu campuri mereka, ketika kamu beriktikaf dalam masjid. Itulah ketentuan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, agar mereka bertakwa.
Jika sudah mengerti definisi puasa seperti yang dijelaskan di atas, maka Anda juga harus mengetahui apa itu sunah dan makruh dalam puasa yang tentunya harus dijalankan.
BACA JUGA: Pengertian Puasa dan Hal-hal yang Membatalkannya
Dr. Hairul Hudaya dalam bukunya “Fiqh Puasa, Lailatul Qadar dan Zakat Fitrah” menyebutkan sebanyak 17 sunah puasa dan 8 makruh dalam puasa, seperti berikut ini;
Sunah Puasa
1. Bersegera berbuka apabila telah yakin matahari telah tenggelam. Bila ragu, maka wajib menunda membuka untuk kehati-hatian.
2. Bersahur meskipun dengan seteguk air, waktunya mulai tengah malam.
3. Mengakhirkan sahur dan sebaiknya tidak tidak makan dan minum lagi sebelum fajar atau pada saat bunyi sirine imsak.
4. Berbuka dengan kurma basah atau kurma kering dan air zam-zam atau air putih yang manis.
5. Berdoa saat berbuka, sebagaimana doa buka puasa pada umumnya.
6. Membukakan orang yang berpuasa.
7. Mandi junub sebelum fajar agar memulai puasa dengan suci.
8. Mandi pada malam Ramadan agar semangat melaksanakan salat malam atau tarawih.
9. Melaksanakan salat tarawih dari awal hingga akhir Ramadan.
10. Melaksanakan salat witir yang memiliki tiga keutamaan; sunah dilakukan dengan berjamaah, disunahkan dengan jahar, sunah qunut di tengah akhir bulan Ramadan.
11. Memperbanyak membaca Al-Qur’an dengan merenungi maknanya.
12. Memperbanyak melakukan hal-hal sunah.
13. Memperbanyak melakukan amal saleh.
14. Bersungguh-sungguh dalam beribadah di sepuluh akhir Ramadan dan berupaya mendapatkan malam lailatul qadar.
15. Berbuka dengan makanan halal.
16. Melapangkan anggota keluarga.
17. Meninggalkan hal yang sia-sia seperti mencaci maki orang lain.
Makruh dalam Puasa
1. Mengunyah sesuatu
2. Mencicipi makanan
3. Berbekam
4. Menyemburkan air setelah berbuka
5. Mandi dengan berenang
6. Bersiwak di siang hari
7. Banyak makan, tidur dan melakukan yang tidak manfaat
8. Memenuhi keinginan nafsu pada hal-hal yang dimubahkan baik dalam bentuk penciuman, penglihatan dan pendengaran.